Wednesday, August 22, 2012

Do’a Khatam Quran (Terkenang Masa Belajar Mengaji)

Lamat-lamat dari pengeras suara di masjid terdengar suara anak-anak melantunkan doa khatam Quran (doa sesudah selesai membaca Al-Quran). Doa itu terdengar begitu syahdu, membuat kalbu bergetar. Inilah doa khatam Quran itu:
Allahummar hamna bil Quran
waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah
Allahumma dzakkirna minhu maa nasiina
wa ’allimna minhumaa jahiilna
warzuqna tilaawatahu
aana al laili wa athrofannahar
waj’alhu lana hujjatan
Yaaa rabbal ‘alamiin


Artinya kira-kira begini:

Ya Allah kasih sayangilah daku
dengan sebab AlQuran ini
Dan jadikanlah AlQuran ini
sebagai pemimpin
sebagai cahaya
sebagai petunjuk
dan sebagai rahmat bagiku
Ya Allah ingatkanlah daku
apa-apa yang aku lupa dalam AlQuran
yang telah Kau jelaskan
dan ajarilah apa-apa yang aku belum mengetahui
Dan kurniakanlah daku
selalu sempat membaca AlQuran
pada malam dan siang hari
Dan jadikanlah AlQuran ini
sebagai hujjah bagiku

**********
Bagi anda yang pernah dididik di pesantren atau di Taman Pendidikan Alquran semasa kecil, tentu anda pernah melafalkan doa ini bersama-sama. Pengalaman masa kecil belajar agama menjadi terkenang-kenang.
Kemarin sore — ketika di kantor — saya mendengarkan siaran MQ FM dari radio kecil di atas meja saya. Sesudah pembacaan sebuah surat dalam Al-Quran, penyiarnya memutar sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Haddad Alwi dan Shila. Judul lagunya Rahmat Quran. Setelah saya simak ternyata bait-bait lagunya berisi doa khatam Quran itu dalam tiga bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia). Penasaran, saya cari-cari di Youtube video lagu ini, eh…ketemu. Klik video di Youtube di bawah ini yang menayangkan video lagu Rahmat Quran yang tidak lain berisi doa khatam Quran.
Berikut bait-bait lagu Rahmat Quran itu:



Rahmat Qur’an
( Haddad Alwi dan Shila )

Allah turunkan rahmat qur’an
jadikan Qur’an cahaya petunjuk kebenaran
Allah ingatkan kami
semua yang kami lalai, berikan ilmu yang bermanfaat
jadikan qur’an bacaan yang kami cinta
di malam dan siang
jadikan Qur’an penerang
Ya Robbal ‘alamin


Versi B. Inggris

Oh Allah bless us with al Qur’an
Make it our leader our light our guide and blessing
Allah remind us of what we forget and teach us what we don’t know
Oh my beloved Allah
Do al Qur’an as our reading all night and all day,
All night and all day
Make al Qur’an our foundation
Ya Robbal Alamin


Versi B. Arab

Allahummarhamna bil Qur’an
Waj’alhulana imamaw wa nurrow wahudaw wa rohmah
Allahumma dzakkirna min huma nasiina wa a’limna minhuma jahilna
Warzuqna tilawatahu aana
Allaili wa athrofannahar
Waj’alhu lana hujjatan
Ya Robbal ‘Alamin

Sumber:
http://rinaldimunir.wordpress.com/2010/01/28/doa-khatam-quran/


Belajar dari Keikhlasan Tukang Sol Sepatu

Baru saja membaca kisah tukang sol sepatu di Yogyakarta. Entah kisah nyata atau cuma fiksi, tetapi cerita tentang orang-orang yang ikhlas selalu menarik untuk diambil hikmahnya. Sesungguhnya orang-orang yang selalu ikhlas, sabar, jujur, akan mendapat pertolongan dari Allah SWT, seperti kisah bapak tukang sol sepatu di bawah ini.
Cerita ini saya peroleh dari milis, tetapi setelah saya cari di Google ketemu juga beberapa blog yang memuat tulisan serupa, antara lain di blog ini. Siapa ya penulis pertamanya? Semoga anda yang menulis pertama kali mendapat pahala dari Allah SWT karena telah berbagi cerita kebaikan. Ceritanya “amazing” dan menambah semangat untuk selalu berempati kepada orang-orang kecil di sekitar kita.
Saya muat kembali kisahnya di bawah ini agar dapat memberikan hikmah kepada pembaca.
~~~~~~~~~~~~~
Kisah Tukang Sol Sepatu
Cuaca hari ini sangat sangat panas. Mbah Sarno terus mengayuh sepeda tuanya menyisir jalan perumahan Condong Catur demi menyambung hidup. Mbah Sarno sudah puluhan tahun berprofesi sebagai tukang solsepatu keliling. Jika orang lain mungkin berfikir “Mau nonton apa saya malam ini?”, Mbah Sarno cuma bisa berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini?”
Di tengah cuaca panas seperti ini pun terasa sangat sulit baginya untuk mendapatkan pelanggan. Bagi Mbah Sarno, setiap hari adalah hari kerja. Dimana ada peluang untuk menghasilkan rupiah, disitu dia akan terus berusaha. Hebatnya, beliau adalah orang yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak pernah sekalipun ia mengambil hak orang lain.
Jam 11, saat tiba di depan sebuah rumah di ujung gang, diapun akhirnya mendapat pelanggan pertamanya hari ini. Seorang pemuda usia 20 tahunan, terlihat sangat terburu-buru.
Ketika Mbah Sarno menampal sepatunya yang bolong, pemuda tadi terus menerus melihat jam. Karena pekerjaan ini sudah digelutinya bertahun-tahun, dalam waktu singkat pun ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
“Wah cepat sekali. Berapa pak?”
“5000 rupiah mas”
Sang pemuda pun mengeluarkan uang seratus ribuan dari dompetnya. Mbah Sarno jelas kaget dan tentu ia tidak punya uang kembalian sama sekali apalagi sang pemuda ini adalah pelanggan pertamanya hari ini.
“Wah mas gak ada uang pas ya?”
“Nggak ada pak, uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”
“Maaf Mas, saya nggak punya uang kembalian”
“Waduh repot juga kalo gitu. Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”
“Udah mas nggak usah repot-repot. Mas bawa dulu saja. Saya perhatikan mas lagi buru-buru. Lain waktu saja mas kalau kita ketemu lagi.”
“Oh syukurlah kalo gitu. Ya sudah makasih ya pak.”
Jam demi jam berlalu dan tampaknya ini hari yang tidak menguntungkan bagi Mbah Sarno. Dia cuma mendapatkan 1 pelanggan dan itupun belum membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “Ikhlas. Insya Allah akan dapat gantinya.”
Waktu menunjukkan pukul 3 lebih ia pun menyempatkan diri shalat Ashar di masjid depan lapangan bola sekolah. Selesai shalat ia berdoa.
“Ya Allah, izinkan aku mencicipi secuil rezekimu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendakMu.”
Selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.
Saat ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.
“Wah kebetulan kita ketemu disini, Pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”
Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar, tapi 5 lembar.
“Loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas. Ini nggak salah ngambil mas?”
“Sudah pak, terima saja. Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak. Hari ini saya tes wawancara. Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu. Insya Allah minggu depan saya berangkat ke Prancis pak. Saya mohon doanya pak”
“Tapi ini terlalu banyak mas”
“Saya bayar sol sepatu cuma Rp 5000 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”
Tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hambaNya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.
Keikhlasan akan dibalas dengan keindahan.
Kesuksesan akan menyertai keikhlasan dan rasa syukur.

sumber :
 http://rinaldimunir.wordpress.com/2012/07/31/belajar-dari-keikhlasan-tukang-sol-sepatu/